Indahnya Kasih Sayang Raihlah Kebahagiaan

Kisah Tukang Semir

Saya teringat sebuah cerita tentang tukang semir, kurang lebih ceritanya begini

Ada seorang pegawai swasta, dia berpenghasilan lebih 2 jt perbulan. dengan gaji cukup besar dia bisa menghidupi anak dan istrinya.

setiap hari dia selalu disibukkan dengan tugas - tugas pekerjaannya. pernah dia berpikiran dengan sedemikian berat beban pekerjaannya dia merasa gaji yang dia terima tidaklah cukup untuknya.

pada suatu siang dia makan siang di luar kantor, dia memilih warung makan di tepi jalan (biasanya dia makan di kantin perusahaan). dia memilih tempat duduk di luar warung. selagi dia menunggu pesanan makanannya, dia melihat tukang semir yang sedang menunggu pelanggan. di panggilnya tukang semir tersebut.

dia meminta tukang semir tersebut untuk menyemir sepatunya. selagi tukan semir itu menjalankan tugasnya terjadilah perbincangan antara dia dan tukang semir tersebut.

Pegawai : "Bapak sudah lama menyemir sepatu?"
Tukang semir : " lumayan Pak, kurang lebih sudah 20 tahun"
Pegawai : "umur Bapak sekarang berapa?" tanya si pegawai
Tukang semir : "45 tahun" jawabnya tukang semir singkat
Pegawai : "Bapak punya anak?" tanya si pegawai lagi
Tukang semir :"anak saya 2 pak, yang besar sudah SMA dan yang kecil masih SMP" jawab tukang semir
Pegawai : " berapa penghasilan bapak dalam sehari?"
Tukang semir : "alhamdulillah sehari biasanya saya bisa mendapat 20 ribu Pak"
Pegawai : " cukup untuk membiayai sekolah anak pak?"
Tukang semir : "alhamdulillah cukup"

Bersamaan dengan selesai sepatu pegawai di semir pesanan makannya juga selesai. kemudian dia membayar jasa semir sepatu.

Pegawai :" berapa pak?"
Tukang semir :"terima kasih pak, 4 ribu rupiah"

pegawai tersebut memberikan uang 5 ribu rupiah, kemudian tukang semir tersebut memberikan kembalian seribu rupiah.

Pegawai :" sudah pak kembaliannya di ambil saja"
Tukang semir :" terima kasih pak, upah saya 4 ribu kok"
Pegawai :" Ya tapi saya minta kembaliannya Bapak ambil saja"
Tukang semir :" Maaf Pak saya tidak bisa menerimanya. Alhamdulillah 4 ribu bagi saya sudah cukup dengan menyemir satu pasang sepatu, lebih baik bapak bisa infakkan saja uang tersebut kepada yang lebih membutuhkan. terima kasih pak saya mohon diri"

Si pegawai terdiam dia merasa tukang semir itu terlalu sombong dengan menolak pemberiannya.

Setelah selesai makan dan dalam perjalanan pulang ke kantornya dia kembali mengingat kejadian yang di alaminya tersebut.

tersentak dia merasa bersalah karena mempunyai pikiran bahwa bapak tukang semir itu terlalu sombong menolak pemberiannya. dia sadar bahwa tukang semir itu telah memberikan pelajaran yang berharga baginya.

pertama. Seberapa banyak penghasilan yang diterima, cukup tidaknya tergantung bagaimana dia menerima rezki itu.
kedua. orang akan merasa lebih rehormat jika dia bisa memberikan sesuatu pada orang lain, bukan menunggu pemberian dari orang lain.
Ketiga. nikmatnya bisa mensukuri nikmat yang diterima walaupun mungkin dari penilaian orang lain, rizki yang dia terima hanya sedikit.

kurang lebih demikian cerita tentang seorang tukang semir yang pandai mensukuri nikmat yang telah dia terima, dan betapa dia merasa dirinya berharga ketika dia bisa memberikan sesuatu pada orang lain.

oke pesan dari cerita ini adalah, sukuri nikmat Allah yang telah di curahkan kepada kita semoga kita di golongkan orang - orang yang pandai mensukuri nikmat Allah. selalu berpikir positif dan tidak putus asa di masa yang sulit. Terima kasih










1 komentar:

20 ribu sehari, 600 ribu sebulan... InsyaAllah cukup...

Sebuah ironi, di depan mata (mungkin juga kita), gaji 4 kali lipat dari itu masih juga terasa kurang. Sampai harus cari-cari sana-sini, yang halal oke, setengah halal iya, yang haram... (wallau 'alam).

Semoga kita bisa benar-benar mensyukuri nikmat yang telah diberika-Nya dan mencukupkan diri dengan rezeki yang baik saja. Amin.

Posting Komentar